Beranda | Artikel
Bahaya Musibah Yang Menimpa Agama - Khutbah Jumat
Selasa, 1 Januari 2019

Bahaya Musibah Yang Menimpa Agama ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor. Pada Jum’at, 28 Dzul Qa’idah 1439 H / 10 Agustus 2018

Khutbah Jum’at Pertama Tentang Bahaya Musibah Yang Menimpa Agama

إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala pasti akan memberikan kepada kaum mukminin ujian demi ujian, musibah demi musibah. Karena itu semua adalah merupakan perkara yang bisa menggugurkan dosa-dosanya dan mengangkat derajatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ

Siapa yang Allah inginkan kebaikan untuknya Allah pasti berikan kepadanya musibah” (HR. Bukhari)

Musibah tidak selamanya adalah merupakan adzab. Musibah terkadang menjadi rahmat. Allah subhanahu wa ta’ala ingin memberikan kasih sayangNya dengan cara memberikan musibah. Sehingga pada waktu itu Allah angkat derajatnya, Allah gugurkan dosa-dosanya. Disebutkan dalam hadits juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ

“Sesungguhnya apabila Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka.” (HR. Ibnu Majah)

Allah timpakan kepada mereka bala’. Itu merupakan tanda cinta Allah subhanahu wa ta’ala kepada suatu kaum. Maka dari itulah saudara-saudaraku sekalian, ketika kita melihat saudara-saudara kita yang di Lombok sana diberikan musibah berupa bencana gempa yang meluluhlantakkan dan menghancurkan, barangkali itu adalah sebagai tanda cinta Allah kepada meraka. Sebagai rahmat untuk kaum muslimin yang ada di sana, menggugurkan dosa-dosa mereka, mengangkat derajat-derajat mereka. Sementara kita yang disini, kita diberikan oleh Allah keamanan dan kenikmatan. Seringkali terkadang kenikmatan dan keamanan membuat kita lupa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Seringkali terkadang kenikmatan-kenikmatan itu menjadikan kita ujub, menjadikan kita sombong, menjadikan kita mengikuti syahwat dan hawa nafsu. Seringkali kenikmatan itu menjadikan kita lupa kepada Allah dan kehidupan akhirat.

Maka dari itulah saudara-saudaraku sekalian, musibah yang menimpa manusia ada dua macam.

Pertama, musibah yang menimpa dunia

Maka musibah yang menimpa dunia itu lebih ringan. Karena musibah yang menimpa dunia seorang mukmin akan mengangkat derajatnya dan menggugurkan dosa-dosanya sehingga akhirnya ia berjalan dimuka bumi dalam keadaan ia tidak punya dosa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ

Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” (HR. Tirmidzi)

Kedua, musibah yang menimpa agama

Ini adalah musibah yang Rasul berlindung darinya. Dan ini merupakan musibah yang kita pun wajib berlindung darinya. Yaitu musibah yang menimpa agama kita. Dijadikan kita sibuk dengan syahwat, dijadikan kita condong kepada maksiat, dijadikan hati kita lalai dari berdzikir kepada Allah, lalu kita pun tertipu dengan dunia, kita pun sibuk mengejar dunia dan kita pun dijadikan lupa dari kehidupan akhirat.

Maka ini musibah yang hakiki saudara, musibah yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam khawatirkan menimpa umat Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا اْلفَقْرُ اَخْشَى عَلَيْكُمْ، وَ لكِنْ اَخْشَى اَنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوْهَا كَمَا تَنَافَسُوْهَا فَتُهْلِكَكُمْ كَمَا اَهْلَكَتْهُمْ

bukanlah kefakiran (kemiskinan) yang aku khawatirkan terhadap kalian, tetapi yang aku khawatirkan terhadap kalian apabila keduniaan berlimpah-ruah sebagaimana telah dijadikan berlimpah ruah pada orang-orang sebelum kalian. Maka kalian akan bersaing untuk mendapatkannya sebagaimana mereka bersaing, sehingga keduniaan itu membinasakan kamu sekalian sebagaimana telah membinasakan mereka” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam khawatir umat Islam sibuk memikirkan harta, memikirkan kedudukan, memikirkan syahwatnya, lupa kepada kehidupan akhirat. Ini hakikat musibah yang berat yang menimpa seorang hamba. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a kepada Allah:

وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا وَلَا تَجْعَلْ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا

Dan janganlah Engkau jadikan musibah menimpa agama kami, dan jangan Engkau jadikan dunia sebagai impian terbesar kami, serta pengetahuan kami yang tertinggi, serta jangan engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menyayangi kami” (HR. Tirmidzi)

Saudara-saudaraku sekalian..

Seorang mukmin senantiasa mengambil pelajaran dari setiap musibah dan ujian yang menimpa dirinya. Seorang mukmin senantiasa berusaha bagaimana caranya ia diampuni oleh Rabbnya dengan banyak beristighfar kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dengan banyak minta ampun kepada Allah dan beramal shalih. Dan ia khawatir apabila agamanya terkena fitnah. Karena itu bisa menghancurkan agama dan keimanannya. Apabila seseorang ditimpa musibah dunia, hancur rumahnya, hancur mobilnya, hancur hartanya, tapi imannya tidak hancur. Ia bertakwa kepada Allah, ia takut kepada Allah, maka itulah yang akan menyelamatkan ia dari api neraka.

Tapi ketika seseorang ditimpa musibah dalam agamanya, rumahnya mewah, kendaraannya pun juga mahal, demikian pula diberikan kenikmatan-kenikmatan, tapi kemudian menjadikan lalai dari Allah, menjadikan dia sombong, menjadikan ia ujub, menjadikannya ia senantiasa mengikuti syahwatnya, orang seperti ini bagaimana Pak selamat dari api neraka? Justru kekayaan dan kenikmatannya itu menjerumuskannya ke dalam api neraka. Dan itulah musibah yang terbesar yang menimpa kehidupan seorang hamba.

Saudara-saudaraku sekalian..

Oleh karena itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mensifati seorang mukmin, ia berusaha lari dari fitnah yang bisa merusak agamanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تَجِيءُ فِتْنَةٌ فَيُرَقِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا وَتَجِيءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ مُهْلِكَتِي

Akan datang fitnah-fitnah, dimana fitnah sebelumnya terasa ringan dibandingkan fitnah setelahnya, nanti akan datang fitnah, maka seorang mukmin berkata: ini yang akan membinasakan agamaku” (HR. Muslim)

Maka dari itulah saudara-saudaraku sekalian..

Justru yang kita khawatirkan atas diri kita ketika bencana itu menimpa agama kita, menimpa keimanan kita, menimpa ketakwaan kita. Yang tadinya kita takut kepada Allah menjadi tidak takut kepada Allah. Yang tadinya kita taat kepada Allah, menjadi orang yang malas-malasan beribadah kepada Allah. Yang tadinya kita senantiasa membaca Al-Qur’an, berubah kemudian membaca selain Al-Qur’an dari perkara yang tidak ada manfaatnya. Yang tadinya ia senantiasa berlomba dalam kebaikan, kemudian ia pun menjadi orang yang tidak lagi berlomba dalam kebaikan. Justru ia jatuh dalam keburukan. Ini lebih kita khawatirkan saudaraku, karena itu musibah yang hakiki yang menimpa seorang hamba.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Khutbah Kedua Tentang Bahaya Musibah Yang Menimpa Agama

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Ummatal Islam,

Musibah yang menimpa agama seorang hamba, hakikatnya mendatangkan adzab kepadanya di dunia dan akhiratnya. Ketika musibah itu menimpa keimanan, menimpa agama, menimpa ketakwaannya sehingga ia pun tidak lagi takut kepada Allah, maka disaat itulah bencana-bencana dunia akan melanda. Disaat itulah saudara-saudaraku sekalian, adzab Allah di dunia dan akhirat pun akan datang menimpanya.

Oleh karena itulah saudaraku sekalian, mari kita perbaiki iman-iman kita, mari kita perbaiki ketakwaan kita kepada Allah. Senantiasa kita istighfar kepada Allah, minta ampun kepada Allah. Karena senantiasa kita meminta ampun kepada Allah, senantiasa Allah akan hindarkan kita dari berbagai macam malapetaka dan bencana. Allah ta’ala berfirman:

وَمَا كَانَ اللَّـهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّـهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ﴿٣٣﴾

Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun” (QS. Al-Anfal[8]: 33)

Maka kita berusaha menggunakan kenikmatan-kenikmatan yang Allah berikan kepada kita dengan cara kita berusaha menaati Allah, menjauhi laranganNya, mengkaji ilmu-ilmuNya, mengkaji Al-Qur’an, mengkaji hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sehingga pada waktu itu Allah selamatkan kita di dunia dan akhirat kita. Sehingga kita menjadi orang-orang yang sukses di dunia dan akhirat. Dan itulah hakikat kesuksesan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

…فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ﴿١٨٥﴾

“…Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah sukses Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali-Imran[3]: 185)

Itulah kesuksesan yang kita inginkan. Sukses masuk ke dalam surga ketika kita istiqomah diatas iman dan taqwa.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
إنك سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعوَات، فَيَا قَاضِيَ الحَاجَات
اللهُمَّ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوابُ الرَّحِيم
يا غفار اغفر لنا ذنوبنا
يا ارحم الراحمين ارحمنا
اللهُمَّ وتقبل اعمالنا يا رب العالمين
اللهُمَّ اِنَّا نَسْاَلُكَ الجَنَّه وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّار
اللهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عباد الله:

إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿٩٠﴾
فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.

Dengarkan dan Download Khutbah Jum’at Tentang Bahaya Musibah Yang Menimpa Agama


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45609-bahaya-musibah-yang-menimpa-agama-khutbah-jumat/